Artikel cinta
Mencintai dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap
orang. Cinta antara orang tua dan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan
adik atau antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun
tak luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya
manusiawi.Namun kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami,
kakak, adik dan orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau
bahkan lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki.Saat kita menikah, kita telah
dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama. Artinya yang setengahnya lagi harus
kita gapai bersama pasangan didalam mahligai rumah tangga.
Dalam memilih pasangan hidup, baik
bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling
tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya ‘kufu’ (
layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk
putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para
ulama adalah seagama.Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga
merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU
TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN. Disisi lain bahwa memilih
pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup
dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap
manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri. Aisyah Ra berkata,
“Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah
kehormatannya akan diletakkan”Baru-baru ini saya
mendapat undangan pernikahan dari dua orang teman di dunia cyber. Turut berbahagia
membaca undangan yang menyiratkan rasa syukur dan bahagia dari kedua orang
teman saya itu. Barokallahu lak, wa baroka ‘alaik, wa jama’a baynakumaa
fil khoir…Teringat kembali pertemuan saya dengan sang suami
tercinta. Tak terasa sudah lima tahun lamanya kami disatukan dalam keindahan
ibadah yang bernama pernikahan ini.
Beberapa hari yang lalu
baru nonton sebuah film, walaupun filmnya membosankan, tapi di situ ada suatu
dialog yang cukup menarik perhatian saya. Begini kira-kira bunyi frasenya, “Jika engkau benar-benar menginginkan sesuatu, sedemikian
inginnya sampai kau benar-benar merasakannya, maka ia akan nyaris menjadi
kenyataan, tinggal kau saja yang perlu sedikit usaha untuk mewujudkannya”.Membaca
sejarah dan kisah-kisah yang memiliki pelajaran, sungguh sangat mengasyikkan.
Saya baru tersadar ternyata memang jodoh itu di tangan Allah, meskipun ada
sedikit guyonan dari beberapa orang yang berkata bahwa, “Iya memang jodoh di tangan Allah, tapi klo nggak kita
ambil, ya dia akan tetap berada di tanganNya”. Benar juga ya, tapi
nggak seratus persen benar kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar